Obrolan ringan untuk bersilaturrahim dan bertukar pendapat tentang Thifan Po Khan

Tuesday, August 11, 2009

SAMITA : Sepak Terjang Hui Sing, Murid Perempuan Cheng Ho

Kenapa novel ini diulas dalam blog Thifan? mungkin itu yang ada di benak sobat, pertanyaan itu akan segera terjawab. Sebelumnya, coba simak dulu sinopsis novel ini .

* * *
Hui Sing harus meninggalkan Tiongkok, mengikuti gurunya, Laksamana Cheng Ho. Sampai di tanah Jawa, gadis belia ini terjebak dalam perseteruan berdarah antara majapahit dan Blambangan. Cintanya jatuh kepada orang yang salah, bahkan nyawanya terancam oleh pengkhianatan beruntun. Dalam harapan yang hampir putus, napas nyaris mendekati ujungnya, Hui Sing memutuskan untuk bangkit, melawan takdir!

Novel berlatar belakang keruntuhan kejayaan Majapahit ini menghamparkan perjuangan panjang seorang pendekar Muslimah dalam menemukan jati dirinya. Terpisah ribuan mil dari tanah kelahirannya, Hui Sing berjuang seorang diri meredam pengkhianatan, menundukkan penguasa bodoh, sekaligus menemukan cinta sejatinya.

* * *

Suatu hari, selepas membimbing latihan Thifan Po Khan di daerah Parung Bogor, saya disodori oleh salah seorang tamid sebuah buku novel berjudul, "SAMITA: Bintang Berpijar di Langit Majapahit". Awalnya saya kurang paham maksud tamid tersebut menyodorkan novel itu, sampai akhirnya tamid tersebut bertanya.

"Ustadz, apakah Thifan memiliki Kitab Kutub Beku seperti di novel ini?

Bisa saja saya langsung menjawab "tidak ada!", tapi saya harus bersikap hati-hati dalam menjawab pertanyaan ini, saya segera meraih novel tersebut, daftar isinya saya lihat, terus penulisnya juga saya baca, plus Daftar Pustaka. Dari situ saya bisa memberikan jawaban.

"Thifan tidak memiliki Kitab Kutub Beku, ini hanya karya imajinasi penulis saja, ia bukan orang yang paham Thifan Po Khan secara mendalam, penulis hanya mengutip istilah-istilah Thifan dari situs ini" Saya menunjukan situs rujukan yang ada di Daftar Pustaka.

Waktu itu sempat terbesit untuk membeli dan memiliki novel tersebut, hanya sebagai koleksi pribadi saja, karena novel tersebut sedikit membahas tentang Thifan Po Khan.

Dua tahun lebih sudah berlalu, saya sudah melupakan kejadian itu. Hingga pada suatu kesempatan, saya membeli beberapa buah buku pada Jakarta Book Fair di kawasan Senayan, salah satunya novel "SAMITA : Sepak Terjang Hui Sing, Murid Perempuan Cheng Ho". Awalnya saya hanya ingin sekedar membaca saja, menambah wawasan dan mengambil hikmah dari sebuah kisah, meskipun itu hanya novel fiksi, tapi, saya mulai penasaran, awal-awal cerita sudah 'menyinggung' kata 'Thifan', sejauh mana penulis memahami Thifan Po. Pertanyaan tamid tentang Kitab Kutub Beku pun terngiang lagi di telinga.

Setelah saya baca sampai selesai, sepertinya cukup banyak yang harus diluruskan, saya khawatir ada tamid Thifan Po Khan yang membaca novel ini, lalu ditelan bulat-bulat, memahami Thifan Po Khan seperti yang digambarkan dalam novel ini.

Penulis novel ini, Tasaro dengan gamblang menuturkan bahwa Laksamana Cheng Ho adalah salah satu pendekar Thifan Po Khan yang mewarisi Kitab Kutub Beku, sebuah kitab yang akan menuntun si pemiliknya untuk memiliki daht dingin yang sangat dahsyat.

Dalam novel inipun, beberapa kali Tasaro mengutip istilah-istilah yang ada di kitab Thifan Po Khan, di antaranya : daht dingin, jurus Po Nyi'r, Po Ung'r, Po Khe, Fuke kotli ey, Nuruty doty, Nuruty tsuten dan lainnya.

Terlepas dari penilaian pro dan kontra para thifaner terhadap novel ini, sebenarnya sah-sah saja seorang Tasaro membuat novel fiksi seperti ini. Novel fiksi ini hanya karya imajinasi Tasaro sebagai seorang novelis. Ingat! hanya karya imajinasi!. Tapi karena fiksi ini mengutip istilah-istilah yang ada di kitab Thifan Po Khan, saya merasa perlu memberikan sedikit tanggapan atas isi novel ini.

Ada beberapa point yang ingin saya sampaikan:

  1. Thifan Po Khan beladiri khusus untuk Muslim
    Syarat utama untuk belajar Thifan Po Khan adalah muslim. Tapi dalam novel ini dikisahkan, bahwa Laksamana Cheng Ho mempunyai tiga murid, Hui Sing beragama I ce lan (Islam), Juen Sui beragama Fu-ciau (Budha) dan Sien Feng berkeyakinan Dao (Tao). (halaman 41).
  2. Thifan Po Khan tidak memperbolehkan bentuk tasyabuh
    Halaman 47, "Hui Sing memejamkan matanya. Dara itu duduk bersila .............. Dua telapak tangannya menengadah dan diletakkan di atas lutut. Ujung jari tengah dan ibu jarinya menyatu, sedangkan tiga jari lainnya meregang..........." sikap duduk seperti ini (meditasi) merupakan bentuk tasyabuh (menyerupai) cara beribadah agama lain, yang jelas-jelas Thifan tidak memperbolehkan tamid-tamidnya melakukan gerakan seperti itu. Thifan sangat keras terhadap bentuk tasyabuh apapun.
  3. Dalam kajian Thifan tidak ada Kitab Kutub Beku
    "Kitab Kutub Beku yang memuat 99 jurus inti penyempurnaan daht dingin, merupakan kitab ....." (halaman 72).
  4. Untuk meningkatkan daht dingin, tidak bisa dilakukan dalam dua atau tiga hari, perlu latihan yang cukup lama dengan kajian yang sangat mendalam.
    Dalam novel ini Sien Feng, murid Laksamana Cheng Ho (pengkhianat yang mencuri kitab kutub beku) bisa meningkatkan daht dinginnya dalam beberapa hari setelah mempelajari kitab yang dicurinya.

Baru point-point diatas yang bisa saya kritisi, jika sobat Thifaner mau menambahkan silahkan, saya tunggu komentarnya.

Akhir kata, mungkin terlintas pertanyaan di benak sobat, apakah Laksamana Cheng Ho salah seorang pendekar Thifan Po Khan? Wallaahu'alam.

Saif

3 komentar:

tikoo said...

Assalamu'alaikum...

Terima kasih banyak atas infonya,,
jujur saya mungkin termasuk tamid yang pada awalnya tertarik belajar thifan po khan karena ajakan kawan dan gara-gara baca novel ini,..
Tapi, saya tidak menelan info thifan dalam novel ini bulat2...dan karena saya baru masuk di thifan ini saya terus mencari tahu tentang thifan tsufuk dan sharing ke beberapa orang yang telah lumayan lama berlatih thifan...alhamdulillah saya bisa memahami sedikit banayk tentang thifan tsufuk ini...

Memang banyak yang janggal di dalam novel ini setelah saya cari tahu tentang thifan itu sendiri,..

Saya memang masih baru di thifan dan saya ingin mencari info sebanyak-banyaknya tentang thifan ini, karena setelah sekian tahun saya mencari beladiri yang islami, saya baru menemui di thifan ini...

Saif said...

Sama-sama Akh Tikoo. Semoga artikel saya ini bermanfaat

Anonymoussaid...

Pingin banget belajar silat Thifan Po Khan? Saya tinggal dekat Pasar Induk Kramat Jati . Tks Infonya

Post a Comment

Silahkan beri komentar, kritik dan saran yang 'membangun' untuk meramaikan blog ini
* Maaf, untuk kenyamanan bersama, kami tidak akan menampilkan komentar provokatif & kurang beretika.